Media : Paguyuban Awirarangan TV

"MEULEUMAN" Tradisi Orang Tua Sunda Yang Kini Jarang Di Pakai

Bicara adat istiadat & budaya di tiap daerah tentu berbeda-beda apalagi di indonesia yang begitu banyak ragam suku-sukunya, "Meuleuman" salah satu budaya warisan orang tua terdahulu khususnya sunda yang kini mulai jarang di pakai.


Kegiatan "Meuleuman" Sering di artikan oleh sebagian masyarakat sebagai sesuguh atau jamuan di hari-hari tertentu, sebagian masyarakat juga sering mengaitkannya dengan sebutan ritual sakral yang selalu di banding-bandingkan dengan hukum keagamaan.
polemik inilah yang menjadikan kegiatan "Meuleuman" ini dari tahun ke tahun mulai tidak di pakai oleh masyarakat.


Dilihat dari sisi kegiatannya warisan budaya "Meuleuman" ini cukup sederhana, umumnya hanya sebatas menyiapkan hidangan di tempat khusus.
tempat ini sering di sebut oleh masyarakat sunda "Pangbeasan / Pendaringan" yaitu tempat penyimpanan beras, kegiatan akan di mulai ketika orang tua yang memang menganut paham pituah dari leluhur membacakan beberapa kalimat sederhana seperti mengikrarkan rasa hormat & do'a yang di khususkan kepada almarhum keluarga sesuai pengetahuan mereka.

Menurut cerita orang tua budaya ini sudah ada jauh sebelum hukum syari'at agama islam ada, terlepas dari polemik yang ada budaya ini sangat kaya akan makna bagi mereka yang mendalaminya.
Sekilas makna itu hampir sama dengan do'a-do'a yang kaya akan rasa hormat pada mahluk & penciptanya, yang membedakan & menjadi perdebatan hanya paktor jaman serta tingkat pengetahuan seseorang yang tidak mendalami kemudian menghakimi.


Budaya "Meuleuman" masih bisa di jumpai di pesisir kota bekasi khususnya daerah setu, kegiatan ini masih bisa sering di pakai meski mungkin untuk kalangan tertentu saja.
seperti salah satu keluarga di awirarangan desa tamansari kegiatan ini sering di lakukan di setiap malam takbiran / hari raya idul fitri, kegiatan ini di lakukan hanya sebatas meghormat budaya yang menjadi tradisi orang tua terdahulu agar selalu terjaga.
meski selepas acara "Meuleuman" kemudian di lanjut dengan acara tahlil agar kerukunan antar kepercayaan tetap terjaga.

Post a Comment

Previous Post Next Post